Ramah Lingkungan, Mahasiswa KKN Undip Sosialisasi Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Air Cucian Beras

Wonogiri (20/07/2023) – Penggunaan pupuk berbahan dasar sintetis atau anorganik pada beberapa daerah telah dinilai berlebihan dan memiliki biaya produksi yang mahal karena bahan dasarnya bersumber dari luar negeri. Oleh karena itu, pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian telah mendorong sektor pertanian untuk lebih menggunakan pupuk organik sebagai bahan utama dalam menyuburkan tanaman bagi para petani di Indonesia. Peningkatan produktivitas menggunakan pupuk organik merupakan faktor yang penting, salah satunya dapat dicapai dengan menggunakan sampah organik yang bersumber dari limbah domestik. Salah satu limbah domestik yang dapat dimanfaatkan adalah air cucian beras. Air cucian beras ternyata masih memiliki banyak kandungan unsur hara yang baik untuk tanah, beberapa di antaranya adalah kandungan nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, sulfur, besi, dan beberapa karbohidrat, vitamin, sampai bakteri yang mampu meningkatkan imunitas tanaman terhadap serangan hama.
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro (Undip) Tahun 2022/2023 Desa Banyakprodo Kec. Tirtomoyo Kab. Wonogiri, Kemilau Permata Hati Rinaryadi yang berasal dari Fakultas Sains dan Matematika program studi Kimia, melakukan program yang berjudul “Sosialisasi Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Domestik Air Cucian Beras” pada hari Kamis, 20 Juli 2023 di Dusun Mujing, Desa Banyakprodo. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada pukul 11.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.00 WIB. Kegiatan ini dihadiri oleh Kelompok Wanita Tani Dusun Mujing.

Program ini dilakukan untuk memberikan sosialisasi mengenai pembuatan pupuk organik cair dengan memanfaatkan limbah domestik air cucian beras. Selain itu, program ini juga memberikan edukasi mengenai penggunaan pupuk anorganik atau sintetis yang sudah tidak disarankan lagi oleh pemerintah karena pada jangka yang relatif lama memiliki dampak yang berbahaya bagi tanah. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan unsur hara di dalam tanah yang membuat struktur tanah menjadi rusak, berkurangnya mikrobiologi di dalam tanah, serta menyebabkan pencemaran lingkungan. Apabila pupuk anorganik digunakan secara terus-menerus dan berkelanjutan, dapat mengakibatkan terjadinya penurunan pada kualitas tanah dan kesehatan lingkungan. Oleh karena hal tersebut, diperlukan adanya peningkatan produktivitas tanah dengan menggunakan pupuk organik.

Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan menyebarkan leaflet yang berisikan kandungan dan manfaat air cucian beras, alat dan bahan, serta tata cara pembuatan pupuk organik cair. Setelah itu, dilakukan pemaparan materi dengan metode presentasi, kemudian demonstrasi mengenai pembuatan pupuk organik cair dari air cucian beras, dan ditutup dengan sesi tanya jawab. Demonstrasi dilakukan dengan menggunakan bahan air cucian beras, EM4 sebagai bioaktivator, dan larutan gula pasir sebagai pengganti molase. Sementara alat yang digunakan adalah sendok makan, dan botol plastik. Pembuatannya dilakukan dengan memasukkan air cucian beras ke dalam botol plastik. Setelahnya, dilakukan penambahan EM4 dan larutan gula pasir. Larutan yang akan menjadi pupuk kemudian dikocok dan didiamkan selama 2 minggu dengan suhu ruang dan terhindar dari cahaya matahari agar terjadi proses fermentasi berjalan dengan baik. Indikator keberhasilan dari pembuatan pupuk organik cair dari air cucian beras adalah larutan akan berwarna kecokelatan dan memiliki bau yang harum.
Peserta mendengarkan pemaparan materi dan demonstrasi pembuatan pupuk organik cair dengan antusias. Dalam pelaksanaannya, terjadi diskusi mengenai materi antara ibu-ibu Kelompok Wanita Tani dan Mahasiswa KKN dalam sesi tanya jawab. Dalam penutup sosialisasi, salah satu peserta juga mengungkapkan antusiasmenya akan pembuatan pupuk organik cair berbahan dasar air cucian beras dengan pertanyaan akan bahan-bahan yang diperoleh, “Untuk EM4-nya bisa dibeli di mana, ya, Mbak? Apakah masih di daerah sini? Saya mau langsung praktik di rumah.” Ucap ibu tersebut.
Kelompok Wanita Tani berharap agar pupuk organik cair ini dapat menjadi alternatif dalam menjaga kesuburan tanah. Hasil yang diharapkan dari sosialisasi ini adalah kesadaran dari masyarakat terhadap pengolahan dan pemanfaatan limbah organik yang dapat menjadi alternatif pupuk yang dapat menyuburkan tanah, mengantisipasi hama, mempercepat pertumbuhan tanaman, dan mengurangi limbah domestik meningkat.
Penulis : Kemilau Permata Hati Rinaryadi
Fakultas Sains dan Matematika Prodi Kimia
Dosen Pembimbing Lapangan : Suwandi, S.A.P., M.Si.